Senin, 07 Oktober 2013


http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=Ewp3IbXGiJ4
Salam Persaudaraan, Box!

Tarung Derajat itu adalah logika dan tindakan moral yang memanfaatkan senyawa daya gerak otot, otak serta nurani secara realistis dan rasional untuk digunakan dengan praktis dan efektif terutama pada upaya "Pembelaan Diri" dalam lingkup operasi moral antara lain pemeliharaan keselamatan, kesehatan dan kesempatan hidup, seperti : menghormati persamaan hak dan kewajiban dan menghindari tindak kekerasan yang tidak manusiawi dan tidak bermoral, mentaati dan menghormati hukum masyarakat dan adat istiadatnya dalam pergaulan umum dimana mereka satu sama lain saling membutuhkan; pencegahan dan pemulihan penyakit jasmani dan rohani; merebut kehormatan dan membela kemanusiaan serta menebarkan kasih sayang kepada semua makhluk ciptaan Tuhan YME. Senyawa daya gerak otot, otak serta nurani nurani tersebut berasal dan diperoleh dari : Didikan akhlak budi pekerti yang diterapkan oleh kedua orang tua dan ajaran agama yang tertanam sejak masa kecil secara ketat, terarah dan berdisiplin; dari gerak reflek anggota tubuh dan bagian penting lainnya yang alamiah sebagai bagian dari kelengkapan hidup yang dianugerahkan Tuhan YME. kepada setiap makhluk hidup ciptaannya seperti : insting, naluri dan garizah, yaitu suatu dorongan hati yang sangat "kuat" atau nafsu untuk melakukan tindakan secara "cepat dan tepat" guna mempertahankan kelangsungan hidup; serta hasil dan terapan pengalaman hidup lainnya dialami sendiri pada kehidupan sehari-hari, seperti kejadian-kejadian hidup yang menyentuh pada nilai-nilai kemanusiaan dan menumbuhkan sikap traumatis (yaitu keadaan kejiawaan yang mempengaruhi labilnya tingkah laku akibat dari tekanan-tekanan fisik dan mental).

Suatu kehidupan yang keberadaannya dinikmati dengan totalitas berserah diri kepada Sang Yang Maha Pemilik dan Pemberinya, menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi kehidupan itu sendiri antara lain sebagai "imajinasi" yang menumbuhkan "kreatifitas" dan tercipta suatu "keberanian moral" untuk berbuat sesuatu hal guna menjawab dan menyikapi tantangan dan tuntutan hidup yang dihadapi.

Suatu kehidupan yang keberadaannya dinikmati dengan totalitas berserah diri kepada Sang Yang Maha Pemilik dan Pemberinya, menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi kehidupan itu sendiri antara lain sebagai "imajinasi" yang menumbuhkan "kreatifitas" dan tercipta suatu "keberanian moral" untuk berbuat sesuatu hal guna menjawab dan menyikapi tantangan dan tuntutan hidup yang dihadapi.

Imajinasi, kreatifitas dan keberanian moral itulah yang menjadi modal utama penciptaan, pertumbuhan dan pengembangan serta penyebarluasan "Ilmu Olahraga Seni Pembelaan Diri Tarung Derajat" di atas muka bumi.
BAB II TARUNG DERAJAT
2.0 hakikat tarung derajat
Tarung Derajat itu adalah Ilmu Olahraga Seni Pembelaan Diri yang memanfaatkan Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani secara Realistis dan Rasional, didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerakan-gerakan seluruh anggota dan organ tubuh serta bagian-bagian penting lainnnya, dalam rangka memiliki dan menerapkan 5 (lima) unsur daya moral, antara lain yaitu : Kekuatan – Kecepatan – Ketepatan – Keberanian dan Keuletan, yang melekat dengan Dinamis dan Agresif dalam suatu Sistem Ketahanan / Pertahanan diri serta Pola Teknik, Taktik dan Strategi Bertahan menyerang yang Praktis dan Efektif bagi suatu Pembelaan Diri. Untuk digunakan terutama pada upaya Pemeliharaan Keselamatan, Kesehatan dan Kesempatan Hidup sebagai Manusia yang berhakekat, seperti mampu menghindari dan menjauhkan sikap hidup permusuhan dan kesombongan, pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan mental, serta mampu mensyukuri kehidupan dan berbuat amal kebaikan bermanfaat bagi kemanusiaan.

Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani di atas tadi berasal dan diperoleh dari proses Fikiran Rasa dan Keyakinan atas dan tentang berbagai macam sifat, motif dan bentuk serta cara datang kemudian menerima dan menyikapi serta menjawab peristiwa-peristiwa terjadinya suatu kejadian hidup yang dialami dan teralami sendiri di dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang garapan hidup yang ditekuni secara Realistis dan Rasional pada setiap tatanan ruang lingkup, tataran dan tingkatan kehidupan yang diganti selaras dengan adab-adabnya dalam rangka berinteraksi hidup keluarga, masyarakat, hingga bernegara dan berketuhanan YME. Pengalaman tersebut bergulir secara alamiah dari waktu ke waktu sejak masa kecil bergerak sepanjang hayat.

Rangkaian dari suatu proses pengalaman hidup tersebut ditata dalam bentuk paduan imajinasi yang sarat dengan hasrat perjuangan dan kerja keras untuk merubah nasib, tertata dalam bentuk paduan kreativitas. Paduan imajinasi menyatu dengan paduan kreativitas melahirkan suatu tindakan hidup yang praktis dan efektif. Dan tindakan moral yang dilakukan dengan konsisten pada setiap menghadapi tantangan dan tuntutan hidup, merefleksi dalam paduan Keberanian Moral.








2.1 FILOSOFI TARUNG DERAJAT
Tarung Derajat itu adalah Ilmu Olahraga Seni Pembelaan Diri yang memanfaatkan senyawa daya gerak Otot, Otak serta Nurani. Didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerak seluruh anggota tubuh beserta bagian bagian penting lainnya untuk memiliki dan menerapkan 5 (lima) unsur daya moral, yaitu : Kekuatan – Kecepatan – Ketepatan – Keberanian dan Keuletan pada Sistem Teknik – Taktik dan Strategi Ketahanan dan pertahanan diri yang dinamis dan agresif dalam bentuk Pukulan, Tendangan, Bantingan dan Kuncian, serta mampu digunakan secara Praktis dan Efektif terutama pada upaya Pembelaan Diri .






2.3 SEJARAH TARUNG DERAJAT
Badan tegap, padat, berotot kekar ternyata tidak hanya dimiliki oleh atlet olahraga binaraga atau body building, ini juga hampir terlihat pada semua penekun olahraga beladiri Tarung Derajat. Bentuk latihan beladiri yang telah berhasil diciptakannya mampu membentuk fisik secara prima, badan kekar dan kuat untuk dididik menjadi insan beladiri yang berhati nurani lembut.

Berawal dari pengalaman yang tidak menyenangkan dan perjuangan hidup yang keras, AA Boxer panggilan akrab dari Drs. Achmad Drajat selalu mencoba untuk mempertahankan diri dari segala bentuk perkelahian yang kerap dialaminya pada masa muda dahulu. Memang menurutnya pada tahun 1960 an, di lingkungan tempat tinggalnya, AA Boxer sering mendapat tekanan-tekanan yang pada akhirnya terjadi bentrokan secara fisik. Tempat tinggalnya yang terbilang rawan pada masa itu, selalu menjadi tempat perkelahian antar kelompok, bahkan dirinya menjadi ikut terlibat, bukan AA Boxer yang memulai, tetapi timbul dari keadaan yang terpaksa.Begitu pula ketika bermain bola, kepiawaainnya memainkan kulit bundar di lapangan hijau acapkali membawa kesebelasannya keluar sebagai juara. Rupanya, ada beberapa orang yang tidak suka dengan kemahirannya, sehingga dirinya sering mendapat tekanan dan permainan kasar dari lawan dan akhirnya berbuntut pada perkelahian. Memang diakui tubuh fisiknya yang kecil selalu mendapat perlakuan tidak wajar dari lawannya yang bertubuh besar dan selalu berakhir dengan kekalahan.

Pengalaman hidup yang selalu tidak menyenangkan ini telah membekas pada dirinya. "Dari bosan kalah itulah timbul niat untuk menciptakan beladiri", kata ayah dari dua anak ini. Akhirnya ia mencoba menciptakan teknik-teknik beladiri yang praktis untuk dapat mengangkat kembali kehormatan dirinya agar tidak selalu menjadi bulan-bulanan lawannya yang bertubuh besar. Setelah ditelaah ternyata dalam perkelahian yang selalu dialaminya, ia menemukan 4 unsur gerakan, yaitu memukul, menendang, menangkis/mengelak dan membanting. Dalam benaknya timbul, "Kalau ingin menang dalam berkelahi harus mempunyai cara untuk memukul, menendang, menangkis/mengelak, dan membanting sendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain".

Dari sini diproses, karena pada dasarnya tangan dapat digerakkan secara alamiah sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Semangat dan ketekunan telah membentuk dirinya menjadi mahir untuk membela diri. Kematangan dalam beladiri semakin bertambah tatkala ada orang yang dengan sengaja ingin mencoba dan mengajak beradu fisik. Bahkan memberanikan diri untuk melindungi orang yang merasa tertindas atau disakiti oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Namanya mulai dikenal sebagai sosok pembela orang yang lemah. Sejak itu, beberapa pemuda berdatangan ingin mempelajari ilmu beladiri yang dimilikinya. Pada saat inilah panggilan dan julukan AA BOXER mulai melekat pada dirinya. Awalnya, AA Boxer tidak berkeinginan untuk mengajari orang untuk beladiri.
Ia menciptakan beladiri hanya untuk dirinya sendiri dan tidak mempunyai jurus/gerakan yang baku, tetapi karena beberapa orang tetap memaksa untuk diajarkan beladiri, mulailah mereka diberikan pelajaran ilmu beladiri hasil jerih payahnya. Ini terjadi pada tahun 1968 yang pada saat itu, AA Boxer baru berusia 18 tahun.

Dari beberapa orang, kemudian menyebar dan tumbuh cukup pesat, seperti bola es yang menggelinding makin lama makin besar. Timbul pemikiran untuk membentuk suatu wadah perkumpulan yang mempunyai nama, lahirlah beladiri itu secara ilmiah dari nama panggilan sehari-hari, AA BOXER. Tepatnya tahun 1972, beladiri yang diciptakannya kini sudah memiliki nama. Perjalanan mengajar dan melatih, tumbuh berkembang sampai timbul permintaan untuk mengajar di daerah lain.

Renungan dari pengalaman hidup yang diderita dan dijalaninya dengan penuh kesabaran dan tawakal telah menjadikan dirinya tegar dan menumbuhkan rasa percaya diri serta menanamkan keyakinan yang semakin mantap. Perlahan-lahan ditata dan ditinjau kembali teknik dan gerakan yang sudah diciptakan, sehingga kian hari beladiri yang lahir secara alamiah ini mulai menemukan bentuknya.

Teknik-teknik yang diyakininya sudah baik mulai dibakukan. Konsepnya untuk menciptakan beladiri yang praktis dan efektif sudah semakin nampak jelas. Semuanya diilhami dari 4 unsur gerakan perkelahian, yaitu memukul, menendang, menangkis/mengelak, dan membanting. Menurutnya, sudah kodrat-Nya gerakan-gerakan fisik tersebut ada pada setiap insan manusia yang mutlak bukan milik dari suatu aliran ilmu beladiri lain.

Kedewasaannya yang ikut terbina dengan baik telah menbentuk dirinya untuk selalu berfikir positif, nama perkumpulan beladiri AA Boxer terkesan berbau asing dan juga seakan bertentangan dengan idealisme bangsa Indonesia. Menurutnya, beladiri yang telah diciptakan lahir di bumi Indonesia, karena itu nama perkumpulan beladirinyapun harus berasal dari bahasa Indonesia.
Hal ini juga sejalan dengan keinginannya untuk mendaftarkan olahraga beladiri ini masuk menjadi anggota KONI. Akhirnya berubahlah nama perkumpulan beladirinya menjadi TARUNG DRAJAT. Ini diambil dari kata TARUNG yang artinya perkelahian, perjuangan untuk membela diri, sedangkan kata DRAJAT diambil dari namanya Achmad Drajat. Jadi, arti TARUNG DRAJAT adalah cara berjuang mempertahankan diri ala Achmad Drajat.

Pengetahuan fisik dan batin yang juga ikut dipupuk merasa dirinya seolah berkesan dikultus dari namanya. "Kalau kita memakai nama langsung, kita seolah-olah memiliki suatu hal yang sombong atau takabur, jadi nanti akan ada suatu pengkultusan, kita tidak mau dikultuskan oleh anggota", demikian ujarnya ketika menceritakan perubahan TARUNG DRAJAT menjadi TARUNG DERAJAT. Artinya pun berubah menjadi Berjuang mempertahankan diri untuk mencapai suatu tingkat atau kehormatan, karena DERAJAT itu sendiri mempunyai arti tingkat atau kehormatan.

Hasil usaha dan perjuangan yang sebelumnya tidak pernah disangka akan menjadi seperti ini akhirnya tumbuh dan berkembang. Apalagi setelah masuk menjadi anggota KONI pada tahun 1998. Ditunjang oleh semangat dari murid-muridnya, Keluarga Olahraga Tarung Derajat atau yang lebih dikenal dengan KODRAT telah menyebar di 20 propinsi di Indonesia, dan juga sampai ke negara-negara lain khususnya Asia Tenggara.

Beladiri yang diciptakan ini memang murni hanya melatih beladiri secara fisik saja, tidak ada unsur lain. Gerakan teknik beladiri yang praktis dan efektif yang dikembangkan ini tidak pernah secara khusus untuk bisa beladiri dengan senjata. Walaupun demikian diajarkan juga cara untuk menghadapi lawan yang menggunakan senjata. "Apakah dapat dikatakan insan beladiri, jika ada orang yang membawa senjata yang bukan bagian dari tugasnya ?", begitulah prinsipnya, "Sebab insan beladiri adalah orang yang ingin menciptakan hidup tenang dan selamat" , tambahnya lagi.



2.4 PERATURAN PERTANDINGAN TARUNG DERAJAT
Peraturan pertandingan tarung derajat ada tiga nomor resmi yang pertandingkan mulai pada Kejuaraan Nasional ke X tahun 2005 di Jakarta. Nomor tersebut adalah: (1) tarung bebas putra, (2) tarung bebas putri, dan (3) seni gerak; rangkaian gerak “RANGER” atau jurus dan gerak tarung “GETAR”. Peraturan pertandingan adalah merupakan komitmen petarung/atlet yang dijalankan di dalam suatu kompetisi, sebagai tolok ukur untuk menetapkan prestasi seorang petarung/atlet pada suatu pertandingan yang diikutinya.

Ada dua jenis Peraturan pertandingan, yaitu peraturan umum yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan yang bersifat non teknis dan peraturan khusus yang bersifat teknis. Pada olahraga kompetisi umumnya menyusun peraturan non teknis cendrung disebut peraturan pertandingan dan peraturan yang teknis cenderung disebut peraturan permainan yang diterapkan pada saat kompetisi berlangsung. Kedua macam peraturan tersebut sebenarnya saling berkaitan dan saling menentukan kepada suksesnya penyelenggaran pertandingan.

Nomor Pertandingan
Pertandingan yang resmi dipertandingkan baik Kejuaraan Nasional maupun Pekan Olahraga Nasional adalah (1) Nomor Tarung bebas Putra terdiri 9 kelas, (2) nomor tarung bebas putri terdiri 3 kelas, (3) Seni rangkaian gerak (RANGER/Jurus) putra dan putri, (4) Seni Gerak Tarung (GETAR) putra.

Tarung Bebas (Putra)
Kelas (49 Kg – Ke Bawah)
Kelas (49,1 Kg - 52 Kg)
Kelas (52,1 Kg - 55 Kg)
Kelas (55,1 Kg - 58 Kg)
Kelas (58,1 Kg - 61 Kg)
Kelas (61.1 Kg - 64 Kg)
Kelas (64,1 Kg - 67 Kg)
Kelas (67,1 Kg - 70 Kg)
Kelas (71 Kg – Ke atas)

Tarung Bebas (Putri)
Kelas (52 Kg – Ke Bawah)
Kelas (53 Kg - 58 Kg)
Kelas (58 Kg Ke Atas )

Seni Rangkaian Gerak (RANGER) Putra dan Putri
Renger yang dipertandingkan adalah Jurus Drajat II yang diperagakan dalam kelompok yang berjumlah 3 orang untuk ketegori putra dan 3 orang kategori putri.

Seni Gerak Tarung (GETAR) Putra.
Getar yang dipertandingkan adalah Getar Versi A yang diperagakan dengan berpasangan/ 2 orang oleh atlet putra.

Teknik-Teknik Yang Dibenarkan

1. Teknik Tangan
a. Pukulan cepat
b. Pukulan lingkar dalam
c. Pukulan lingkar luar
d. Pukulan lingkar atas
e. Kibas tangan
f. Drop tangan.
Catatan untuk semua teknik tangan:
• Teknik-teknik tangan yang dipergunakan untuk menyerang (memukul) harus terkepal.
• Penggunaan teknik tangan terbuka dalam menyerang lawan bisa dikenakan tindakan hukuman dari wasit dan dapat kena pengurangan angka/penilaian.
• Penggunaan kibasan dan drop tangan bagi pertahanan atau penangkisan bisa dalam bentuk tangan terbuka.
• Teknik-teknik tangan dilakukan dalam kesiagaan tarung.
• Penggunaan teknik tangan yang tidak diimbangi dengan teknik kaki/tendangan dapat dikenakan tindakan hukuman dari wasit dan dapat kena pengurangan angka/penilaian bahkan diskualifikasi (serangan tangan harus berimbang dengan serangan kakinya),
• Penggunaan teknik tangan diluar teknik-teknik di atas dapat dikenakan pengurangan nilai dan sebagai pelanggaran berat yang bisa di diskualifikasi.

2. Teknik Kaki
a. Tendangan lingkar dalam,
b. Tendangan samping,
c. Tendangan belakang
d. Tendangan kait depan/ kait belakang,
e. Tendangan melingkar belakang,
f. Teknik loncatan.
g. Drop kaki.
Catatan untuk semua teknik kaki:
• Teknik-teknik kaki dilakukan dalam kesiagaan tarung.
• Penggunaan teknik kaki/tendangan yang tidak diimbangi dengan teknik tangan/pukulan dapat dikenakan hukuman dari wasit dan dapat kena pengurangan angka/penilaian bahkan diskualifikasi (serangan kaki harus berimbang dengan serangan tangan),
• Penggunaan kibasan dan drop tangan bagi pertahanan atau penangkisan bisa dalam bentuk tangan terbuka.
• Penggunaan teknik kaki diluar teknik-teknik di atas dapat dikenakan pengurangan nilai dan sebagai pelanggaran berat yang bisa di diskualifikasi.
3. Teknik-tenik yang tidak boleh dilakukan pada Tarung Bebas
a. Menyerang dengan tangan terbuka,
b. Menyapok kaki lawan,
c. Memegang anggota tubuh lawan dan merangkul lawan baik pada posisi berdiri maupun pada posisi jatuh.
d. Menangkap serangan lawan, serangan tangan maupun kaki,
e. Membalikkan badan tetapi tidak melakukan serangan dan pertahanan,
f. Mundur atau menghindari lawan secara terus menerus dan meninggalkan arena pertarungan.
g. Menyerang lawan diluar arena pertarungan.
h. Melakukan serangan dengan teknik tangan maupun teknik kaki yang tidak dikuasai sehingga menyebabkan gerakan asal-asalan.
i. Tidak agresif dalam bertahan dan menyerang.
j. Menyerang kepala dan badan lawan bagian belakang.
k. Menyerang bagian badan di bawah pinggang.
l. Menyerang lawan ketika lawan di bawah atau terjatuh.
m. Meninggalkan lawan atau menjatuhkan diri sesudah menyerang lawan.
n. Menggunakan teknik pukulan dan tendangan yang tidak berimbang.
o. Menggunakan teknik tangan dan kaki selain teknik-teknik yang diperbolehkan.
4. Target/Sasaran Serangan pada Tarung Bebas
a. Kepala bagian depan dan samping (muka),
b. Badan bagian depan dan samping (dada sampai perut).

Petunjuk Penilaian dan perolehan angka
5. Tarung Putra
a. Teknik tangan (serangan tangan)
• Sasaran kepala, --------------- nilai = 2
• Sasaran badan, --------------- nilai = 1
• Sasaran badan dan kepala --- nilai = 3
b. Teknik kaki (serangan kaki)
• Sasaran kepala, --------------- nilai = 3
• Ssaran badan, --------------- nilai = 2
• Sasaran badan dan kepala --- nilai = 4
c. Penilaian khusus:
• Agresifitas dan sportifitas tinggi dalam melakukan teknik-teknik menyerang dan bertahan, mendapat nilai = 1

6. Tarung Putri
a. Teknik tangan (serangan tangan)
• Sasaran badan, --------------- nilai = 1
• Sasaran badan, --------------- nilai = 3
Apabila serangan tangan mengakibatkan lawan bertarung kesetabilan dirinya terganggu, goyah atau roboh dan mendapat hitungan dari wasit dalam 10 hitungan dan mampu bangkit lagi untuk bertarung.
• Pada petarung putrid menyerang kepala dengan menggunakan serangan tangan merupakan pelanggaran bahkan bias dikeluarkan dan dinyatakan kalah.
b. Teknik kaki (serangan kaki)
• Sasaran kepala, --------------- nilai = 3
• Ssaran badan, --------------- nilai = 2
• Sasaran kepala dan badan --- nilai = 4
Apabila serangan kaki mengakibatkan lawan bertarung kesetabilan dirinya terganggu, goyah atau roboh dan mendapat hitungan dari wasit dalam 10 hitungan dan mampu bangkit lagi untuk bertarung.
c. Penilaian khusus:
• Agresivitas dan sportivitas tinggi dalam melakukan teknik-teknik menyerang dan bertahan, mendapat nilai = 1.

Pengurangan Nilai/Angka (Penentuan Diskualifikasi)

7. Pengurangan nilai : 1, (pelanggaran ringan).
Apabila melakukan pelanggaran yang merugikan lawan, seperti tidak menguasai teknik tangan dan kaki, menjatuhkan diri saat diserang, lari keluar lapangan, membalikkan badan saat lawan menyerang tanpa melakukan/melanjutkan dengan serangan atau pertahanan.

8. Pengurangan nilai : 2, (pelanggaran berat).
Apabila melakukan pelanggaran yang sangat membahayakan keselamatan diri lawan, seperti menyerang lawan yang sudah roboh atau ketika sedang mendapat hitungan dari wasit, secara sengaja menyerang anggota tubuh lawan yang rawan seperti menendang atau memukul ke arah selangkangan atau kepala bagian belakang, memukul atau menendang lawan diluar arena pertandingan.

9. Diskualifikasi
• Apabila seorang petarung melakukan pelanggaran ringan sebanyak 3x dalam satu ronde setelah sebelumnya mendapat 1x peringatan dari wasit.
• Apabila seorang petarung melakukan pelanggaran berat sebanyak 2x dalam satu ronde.

Jenis-jenis Kemenangan
10. Pengurangan nilai = 1, (pelanggaran ringan) apabila melakukan pelanggaran yang merugikan lawan, seperti tidak menguasai teknik tangan dan kaki, menjatuhkan diri saat diserang, lari keluar lapangan, membalikkan badan saat lawan menyerang tanpa melakukan/melanjutkan dengan serangan atau pertahanan.
Pengurangan nilai = 2, (pelanggaran berat) apabila melakukan pelanggaran yang sangat membahayakan keselamatan diri lawan, seperti

Teknik-Teknik Yang Dibenarkan
Menyapok kaki lawan,
Catatan: Melakukan hal-hal tersebut di atas akan mendapat peringatan keras dari wasit dan bias menyebabkan pengurangan nilai, bahkan bias dikeluarkan dari arena pertarungan dan dinyatakan kalah.

Tar

Peserta Pertandingan

Seluruh atlet yang terdaftar pada Satuan Latihan (Satlat) Pengkot-Pengkab KODRAT AA-BOXER se-Sumatera Barat, diantaranya:


Transportasi dan Akomodasi

Transportasi dan Akomodasi petarung selama mengikuti Kejuaraan ditanggung oleh Panitia PORPROV X 2006 Sumatera Barat pada kontingen masing-masing.

Konsumsi

Konsumsi bagi para petarung/atlet selama mengikuti Kejuaraan ditanggung oleh Panitia PORPROV X 2006 Sumatera Barat pada kontingen masing-masing.

Medali

Medali yang diperebutkan sebanyak 69/90 medali terdiri dari: Emas 19/26, Perak 19/26, dan Perunggu 31/38 tambahan pasangan medali 21 buah dengan rincian sebagai berikut:



NO Jenis/Nomor Pertandingan
1 Tarung Bebas Putra (9 Kelas)
2 Tarung Bebas Putri (3 Kelas)
3


Seni Gerak Berpangan Putra/Putri
• G L Dasar
• Drajat I
• Judas
• Getar Putra ► Pilih 1(Versi A,B,C, Tongkat)

Catatan:
Tarung bebas Juara III kembar (sama-sama mendapat perunggu).
Seni Gerak Putra/Putri Berpasangan 2 orang

Pendaftaran

Mendaftarkan nama-nama Atlet Petarung. Formulir pendaftaran dikirim oleh panitia Pelaksana Kejuaraan ke setiap Pengcab, 21 (dua puluh satu) hari sebelum pelaksanaan Kejuaraan dan harus dikembalikan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Kejuaraan dimulai.

Medical Control

Para atlet/Petarung akan dilakukan tes kesehatan oleh Tim Dokter dari Panitia Pelaksana Kejuaraan, untuk menentukan layak tanding dari Atlet/Petarung. Dilaksanakan 1 (satu) hari sebelum Kejuaraan dilaksanakan.


PERATURAN KHUSUS

Peraturan pertandingan yang digunakan adalah Peraturan Pertandingan Tarung Derajat yang dikeluarkan oleh Perguruan Pusat Tarung Derajat.

Atlet/Petarung

Peserta yang dapat mengikuti Pertandingan adalah Atlet yang memiliki kualifikasi petarung, dengan tingkatan minimal KURATA III (tiga) Senior dibuktikan melalui ijazah Tarung Derajat.
Seni gerak, minimal kurata II (dua) senior dibuktikan melalui ijazah Tarung Derajat.
Batasan umur 30 Tahun ke bawah (dibuktikan melalui Akte kelahiran dan KTP).
Masing-masing Atlet/petarung dapat mengikuti pertandingan hanya 1 (satu) nomor pertandingan saja khusus Tarung (tidak boleh rangkap),
Bagi atlet Seni Gerak hanya diperbolehkan mengikuti maksimal 2 (dua) nomor.
Banyak atlet seni gerak Putra mengikuti seluruh nomor minimal 5 orang, maksimal 6 orang.
Banyak atlet seni gerak Putri mengikuti seluruh nomor minimal 3 orang, maksimal 6 orang.
Banyak atlet Tarung Putra/Putri mengikuti seluruh kelas pertandingan 12 orang.


Penimbangan Berat Badan, Technical Meeting Dan Undian

Penimbangan berat badan, technical meeting dan undian dialaksanakan 1 (satu) hari sebelum pertandingan dilaksanakan.


Ronde Bertarung

Pertandingan babak penyisihan dan semifinal dilaksanakan dalam 2 (dua) ronde, dengan durasi waktu tiap ronde 3 (tiga) menit, dan waktu istirahat 1 (satu) menit.
Babak final dilaksanakan 3 (tiga) ronde dengan durasi waktu tiap ronde 2 (dua) menit, dan waktu istirahat 1 (satu) menit.



Wasit

Perwasitan akan dipimpin oleh Wasit Nasional yang telah mengikuti Pemantapan Wasit atau Juri Nasional dan ditunjuk oleh Perguruan Pusat Tarung Derajat.


Juri

Memberikan penilaian dalam pertarungan secara objektif, jujur, dan cermat, serta mampu mengambil kesimpulan secara cepat dan tepat.

Hakim Pertandingan

Hakim pertandingan mempunyai tugas dan wewenang:
Menentukan Wasit dan juri yang akan memimpin Pertarungan.
Menghentikan Pertarungan apabila kepemimpinan Wasit dianggap tidak benar.
Memberikan hasil penilaian Juri sebelum diumumkan pemenang, dan mempunyai keputusan tertinggi dan mutlak.

Pakaian

Atlet/Petarung pada waktu bertanding memakai Baju Petarung berlengan pendek dan warna putih. Untuk seni gerak memakai baju latihan ¾ sabuk merah. Sedangkan pada saat upacara pembukaan, Atribut kontingen masing-masing kota/kabupaten dan penutupan Atlet/Petarung memakai Switer. (Switer wajib dibeli oleh masing-masing Atlet/Petarung.

Medali

Pemenang pertama akan mendapatkan medali emas
Pemenang kedua akan mendapatkan medali perak
Pemenang ketiga akan mendapatkan medali perunggu

Peralatan Petarung

Dalam Sistem Olahraga Prestasi peralatan yang dipakai Petarung adalah:
Pelindung Kepalan Tangan (disediakan oleh Panitia Pelaksana)
Pelindung Gigi/Gamsield (disediakan oleh masing-masing Petarung)
Pelindung alat Vital/Batok (disediakan oleh masing-masing petarung)

Arena Pertarungan

Arena pertarungan di atas Matras dengan ukuran 8 x 8 m. Untuk pertandingan seni gerak pertandingan dapat dilaksanakan di atas matras maupun tanpa matras.


Sistem Pertarungan

Sistem Pertarungan memakai Sistem Gugur yang menerapkan Shideet, dengan pengenaan langsung/Full Body Contact. Seni gerak, penilaiannya melalui peragaan penampilan dengan kriteri penilaian (1) berdasarkan 5 unsur daya gerak, (2) kekompakan gerakan (barisan & seragam), dan (3) ketepatan waktu.

Diskualifikasi

Pertarungan akan didiskualifikasi antara lain:
Berat badan tidak sesuai dengan kelas yang diikutinya.
Datang tidak tepat waktu pada saat pertandingan sudah dimulai.
Mengganti Atlet/Petarung yang sudah terdaftar dalam daftar peserta.
Melanggar Peraturan Pertandingan yang dikeluarkan oleh Perguruan Pusat Tarung Derajat.
Melanggar peraturan dan tata tertib Panitia Pelaksana Kejuaraan Tarung Derajat Pekan Olahraga Provinsi X (PORPROV X) SAWAHLUNTO SIJUNJUNG 2006.


Protes

Protes hanya dapat dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Pertandingan Tarung Derajat yang dikeluarkan oleh Perguruan Pusat Tarung Derajat.

Tarung Bebas Tarung Derajat

Penilaian
Wasit Juri
Nomor dan kelas pertandingan
Arena pertandingan
Penilaian Tarung
Penilaian seni Gerak



BAB III
MATERI PELATIHAN TARUNG DERAJAT
A. Garis Besar Pembelajaran Beladiri Tarung Derajat

Beladiri tarung derajat semenjak jadi tuntutan sebagai sebuah proses pembelajaran dalam tuntutan pelatihan pada lapisan masyarakat, maka Perguruan Pusat atau operasional pada Satuan Latihan (Satlat) harus memiliki garis besar pembelajaran sebagai basis inti tuntutan kurikulum. Sebagai kurikulum inti tarung derajat telah disusun sistematika materi pelatihan secara berjenjang/tingkatan (kurata) mulai dari kurata I sampai kurata VII dan tingkat pengabdian tarung derajat “Zat” (Dradjat, 2003).
Garis besar pembelajaran disusun adalah sebagai berikut:


Kurata Materi yang dilatihkan Sabuk/beat
I 1. Sikap dasar,
2. Gerakan dasar tangan (siaga ditempat),
3. Gerakan dasar tangan (Siaga silang),
4. Gerakan dasar kaki/tendangan,
5. Jurus wajib; Gerak Langkah Dasar (GLD). Putih
II 1. Gerakan tangan,
2. Gerakan kaki,
3. Teknik bertahan menyerang,
4. Jurus wajib; Drajat Satu
5. Kekuatan/ daya tahan. Hijau strip satu orange
III 1. Pengulangan Gerakan kurata I dan II,
2. Gerakan tangan dan kaki,
3. Jurus wajib; Jurus dasar (judas)
4. Teknik bertahan menyerang dari kaki,
5. Teknik tarung
6. Keterampilan / ketahanan fisik. Hijau strip dua
orange
IV 1. Jurus wajib; drajat dua
2. Teknik daya gempur
3. Teknik bertahan menyerang lanjutan/ serangan dari 3 orang (tiga arah),
4. Teknik menghadapi senjata gengam,
5. Rangkaian gerak bertahan menyerang. Biru strip satu
orange
V 1. Jurus wajib; drajat Tiga
2. Rangkaian gerak bertahan menyerang lanjutan/ serangan dari 3 orang lebih,
3. Filosofi dan rahasia Tarung Derajat,
4. Pendalaman teknik-teknik gerakan,
5. Kepraktisan bertahan menyerang. Biru strip dua
orange
VI 1. Jurus wajib; Jurus GHADA satu.
2. Rangkaian gerak daya gempur.
3. Keterampilan diri. Merah strip satu
hitam
VII 1. Jurus wajib; Jurus GHADA dua.
2. Rangkaian gerak daya gempur lanjutan.
3. Keterampilan teknik perorangan. Merah strip dua
hitam
Zat 1. Tingkat lanjutan kurata,
2. Pengabdian diri secara filosofis “wujud” hakekat tarung derajat sesungguhnya dan Ilmu yang berarti “kosong dan isi”. Hitam

B. Kegiatan Pemanasan (Warming-up) Tarung Derajat

Pemanasan (warming-up) adalah kegiatan awal untuk mempersiapkan organ tubuh seperti jantung, paru-paru, otot, tulang dan syaraf sebagai aktifitas olahraga. Tujuannya yaitu untuk menaikkan tempratur suhu tubuh sebelum materi inti, mengatasi terjadinya cedera, dan untuk meningkatkan prestasi.
Secara umum pemanasan dikenal dua macam, pertama disebut pemanasan peregangan (stretching) dan menekan (tighten) yang bersifat statis/isometric waktunya antara 10-30 detik atau 4 sampai 10 hitungan. Kedua pemanasan dalam bentuk gerakan ringan yang bersifat dinamis/isotonic. Secara sistematis kedua macam bentuk pemanasan tersebut dipaparkan sebagai berikut.

Pemanasan Peregangan (stretching)
1. Peregangan Bagian kepala
• Tundukkan kepala, kedua tangan menekan.
• Angkat kepala, satu tangan mengangkat kepala ke atas.
• Tengokan kepala ke arah kiri, tangan kanan menekan dagu ke arah kiri.
• Tengokan kepala ke arah kanan, tangan kiri menekan dagu ke arah kanan.
• Jatuhkan kepala ke kiri, tangan kiri menekan kepala ke arah kiri.
• Jatuhkan kepala ke kanan, tangan kanan menekan kepala ke arah kanan.

2. Peregangan Bagian Tangan
• Lipat kedua telapak tangan bersamaan ke arah depan.
• Lipat kedua telapak tangan bersamaan ke arah atas, kaki dijinjitkan.
• Lipat kedua telapak tangan bersamaan ke samping kiri, kaki kanan dijinjitkan.
• Lipat kedua telapak tangan bersamaan ke samping kanan, kaki kiri dijinjitkan.

3. Peregangan Bagian Kaki
• Kaki buka lebar, tangan dibelakang kepala, jatuhkan badan ke bawah (tegak).
• Kaki buka lebar, tangan dibelakang kepala, patahkan badan kekiri dan ke kanan.
• Kaki kiri ke depan, kaki kanan dibelakang tekan badan ke depan (lemaskan pinggul).
• Ganti kaki kanan di depan, lanjutkan gerakan sama.

Pemanasan Cara Dinamis
1. Gerakan Kaki dilakukan di tempat.
• Lari-lari biasa.
• Lari-lari angkat lutut.
• Lari-lari tumid menyentuh paha bagian belakang.
• Loncat-loncat buka kaki ke depan belakang.
• Loncat-loncat buka kaki ke samping, tangan ditepukan.

2. Gerakan Kepala
• Anggukan ke bawah dua kali, ke atas dua kali.
• Tengokan ke kiri dua kali, ke kanan dua kali.
• Jatuhkan ke kiri dua kali, ke kanan dua kali.

3. Gerakan Bahu
• Sikutkan kedua tangan ke belakang dua kali kemudian rentangkan/luruskan dua kali.
• Tangan kanan di atas dan kiri di bawah ayunkan ke belakang dua kali bergantian.
• Tangan bentuk huruf S (tangan kanan di atas) gerakkan ke samping dua kali bergantian.
• Kedua tangan lurus ke depan lalu ayunkan ke depan kemudian ke belakang.
• Kedua tangan direntangkan ke samping, putar arah depan dengan gerakan lambat.
• Kedua tangan direntangkan ke samping, putar arah belakang dengan gerakan lambat.

4. Gerakan Selangkangan
• Kaki dibuka ke samping posisi telapak sejajar dengan badan tegak, tekan-tekan ke bawah hitungan keempat tahan (posisi tangan direntangkan dibelakang tumit, pandangan lihat ke depan).
• Posisi siaga dasar, taruk kaki kanan ke belakang (kaki kiri didepan lutut ditekuk, kaki kanan dibelakang lutut diluruskan, kedua telapak kaki diluruskan ke depan, posisi tangan kanan memegang pinggul lalu lemaskan/tekan pinggul kearah depan. Hitungan keempat tahan, lakukan kaki didepan bergantian.
• Kedua tangan dibelakang kepala, kaki dibuka ke samping kedua telapak kaki sejajar, tekan jatuhkan badan kesamping kiri dan kanan bergantian dua kali (posisi telapak kaki kena tanah).
• Kedua tangan dibelakang kepala, kaki dibuka ke samping, tekan badan kesamping kiri dan kanan bergantian dua kali (posisi kaki hanya tumit kanan ke lantai, jari kaki ke atas).
• Gerakan kombinasi, posisi kembali ke siaga dasar.
• Hitungan satu kenakan kedua telapak tangan ke lantai (lutut harus lurus), hitungan dua lakukan jongkok, posisi tangan rentangkan kedepan. Hitungan tiga angkat badan lutut kembali diluruskan kedua telapak tangan kembali menyentuh lantai, hitungan empat lemaskan badan ke belakang pandangan ke arah belakang, posisi kedua tangan memegang pinggang.

5. Gerakan Posisi Duduk
• Kedua kaki diluruskan ke depan dan dirapatkan jari kaki dilentikkan dan menghadap ke atas (hanya tumit yang kena lantai), tangan diluruskan dan badan dibungkukkan, sambil cium lutut (hitungan keempat tahan).
• Lipat kaki kiri simpan diatas paha kanan, kaki kiri masih diluruskan, kemudian cium lutut, hitungan keempat tahan, lakukan bergantian (ganti kaki).
• Kaki kiri dilipat di depan selangkangan kaki kanan diluruskan, kemudian telapak kaki sejajar kedepan jari kaki dilentikkan, tangan dibelakang kepala, gerakan badan kesamping kanan (minimal kenakan sikut ke kaki) hitungan keempat tahan, lakukan bergantian (ganti kaki).
• Kedua kaki dibuka selebar mungkin jari kaki dilentikan dan menghadap ke atas (hanya tumit yang kena lantai), tangan direntangkan, badan dibungkukan ke depan, dada dikenakan kelantai, hitungan empat tahan.Kedua kaki dibuka selebar mungkin jari kaki dilentikan dan menghadap ke atas (hanya tumit yang kena lantai), tangan direntangkan, badan dibungkukan ke depan, dada dikenakan kelantai, hitungan empat tahan.

6. Gerakan Posisi Jongkok
• Tangan dibuka selebar bahu simpan dilantai, kaki kanan diluruskan kebelakang kaki kiri ditekuk, lakukan gerakan seperti berlari (tarik bergantian), posisi badan tegak ke atas/dibusungkan pandangan ke depan.
• Tangan dibuka selebar bahu simpan dilantai, kedua kaki ditekuk kemudian diluruskan kebelakang, tarik kembali ke posisi semula, lalu kembali kesamping depan dan belakang, posisi badan tegak ke atas/dibusungkan pandangan ke depan.
• Tangan dibuka selebar bahu simpan dilantai, kedua kaki ditekuk ke depan, hitungan satu luruskan kedua kaki dibawa kebelakang, hitungan berikutnya tarik kembali kedepan, hitungan tiga diluruskan kembali kaki dengan kedua kaki dibuka selebar mungkin ke samping.

7. Gerakan Ayunan Kaki (posisi berdiri siaga dasar)

• Ayun kaki kanan ke depan setinggi mungkin usahakan sampai kena ke badan kita kita (posisi kaki yang diayunkan lututnya benar-benar lurus). Lakukan bergantian (ganti kaki).
• Ayun kaki kanan ke depan setinggi mungkin (posisi kaki yang diayunkan lututnya benar-benar lurus). Lakukan bergantian (ganti kaki).
• Ayun kaki kanan ke depan setinggi mungkin (posisi kaki yang diayunkan lututnya benar-benar lurus). Lakukan bergantian (ganti kaki).
• Split depan, lakukan dalam keadaan jongkok lalu kaki kanan pelan-pelan luruskan kebelakang, diharapkan kedua kaki bisa diluruskan semaksimal mungkin. Posisi badan tegak dan kedua tangan berada diantara kaki kita (memegang lantai). Tekan pelan-pelan hitungan keempat tahan dan cium lutut. Lakukan bergantian (ganti kaki).
• Split samping, lakukan dalam keadaan jongkok lalu buka kedua kaki pelan-pelan kesamping, diharapkan kedua kaki bisa diluruskan semaksimal mungkin. Posisi badan tegak tangan dipinggang.

8. Pembentukan dan Kekuatan Tubuh

• Posisi Push-up.
Posisi dalam keadaan siap untuk pus-up, bukaan tangan selebar bahu lurus jari dikepalkan, badan serta kaki lurus dan pandangan ke depan, lalu tahan. Lakukan 4 kali 8-10 hitungan.

• Push-up (lakukan 15-20 hitungan).
Dilakukan jari dikepalkan, cara pelan-pelan. Pada saat ke bawah badan dan kaki tetap sejajar dan tidak menyentuh lantai, pada saat di atas tangan/sikut benar-benar diluruskan dan posisi badan kaki masih tetap sejajar dan pandangan lurus kedepan.

• Sit-up (lakukan 15-20 hitungan).
Posisi sit-up, bukaan kaki selebar bahu, lutut ditekuk telapak kaki lurus tahan dilantai tangan berada dibelakang kepala lalu angkat badan. Pada saat mengangkat badan posisi tangan diusahakan tetap berada dibelakang kepala.

• Bentuk Perahu.
Posisi badan tidur terlentang, ada aba-aba angkat kaki dan badan bersamaan dan tahan. Pada saat diangkat kedua kaki diluruskan posisi kepala sejajar dengan ujung kaki, tangan simpan dibelakang kepala. Lakukan 4 kali 5-8 hitungan.

• Back-up (lakukan 10-15 hitungan).
Posisi badan tidur tengkurap, tangan dibawah dagu, lalu angkat badan. Pada saat mengangkat badan posisi kaki tahan dan tetap menempel dilantai.



C. Materi Inti Pelatihan

Materi inti pelatihan yang diuraikan pada buku ini baru terbatas pada materi teknik dasar khusus untuk kurata I, II, dan III. Untuk meteri inti latihan lanjutan akan dibahas pada edisi buku berikutnya. Uraian materi inti yang dimaksud adalah sebagai beirikut.

1. Materi Kurata I (Satu).

1.1. Sikap Dasar
Sikap dasar terdiri dari cara- cara:
(1) kerapihan sikap,
(2) penghormatan,
(3) duduk,
(4) berdiri,
(5) siaga dasar, dan
(6) Siaga ditempat.
1.2. Gerakan Dasar Tangan (Siaga ditempat)
Gerakan dasar tangan yang dilakukan dengan siaga ditempat adalah:
(1) Pukulan lurus 1-3x,
(2) Sikut atas/ samping/ bawah,
(3) Pukulan sentak atas/bawah,
(4) Pukulan cepat,
(5) kibas atas,
(6) kibas luar,
(7) kibas dalam, dan
(8) kibas bawah.

1.3. Gerakan Dasar Tangan (Siaga silang)
Gerakan dasar tangan yang dilakukan dengan siaga silang adalah:
(1) Pukulan lurus,
(2) Pukulan sentak atas,
(3) Pukulan sentak bawah,
(4) Pukulan cepat,
(5) kibas atas,
(6) kibas luar,
(7) kibas dalam, dan
(8) kibas bawah.

1.4. Gerakan Dasar Kaki (Tendangan)
Gerakan dasar tangan yang dilakukan dengan siaga ditempat adalah: Tendangan lurus cepat, dan tendangan lurus cepat dalam melangkah.

1.5. Jurus wajib Gerak Langkah Dasar
Jurus wajib yang merupakan seni rangkaian gerak dasar untuk kurata satu adalah:
(1) diawali dengan kerapihan sikap,
(2) penghormatan,
(3) aba-aba Gerak langkah Dasar;
No. 1. Kibas luar,
No. 2. Pukulan cepat,
No. 3. Tendangan lurus, pukulan cepat,
No. 4. Putar kibas luar,
No. 5. Pukulan cepat,
No. 6. Tendangan lurus,
No. 7. Putar kibas luar,
No. 8. Siaga dasar,
No. 9. Mundur kibas luar,
No. 10. Pukulan lurus,
No. 11. sentak bawah,
No. 12. kibas dalam,
No. 13. maju pukulan lurus 3x,
No. 14. sikut bawah, tendangan lurus, sentak bawah,
No. 15. kibas dalam,
No. 16. Siaga dasar,
No. 17. tengok kanan,
No. 18. kibas bawah,
No. 19. sentak atas,
No. 20. tendangan lurus sentak atas,
No. 21. putar kibas bawah,
No. 22. sentak atas,
No. 23. tendangan lurus sentak atas,
No. 24. putar kibas bawah,
No. 25. tengok kiri,
No. 26. siaga dasar,
No. 27. tengok kiri,
No. 28. kibas atas,
No. 29. sikut atas,
No. 30. Tendangan lurus, sikut samping,
No. 31. Putar kibas atas,
No. 32. Sikut atas,
No. 33. tendangan lurus, sikut samping,
No. 34. putar, kibas atas,
No. 35. tengok kanan,
No. 36. siaga dasar,


2. Meteri Dasar Kurata II (Dua)

2.1. Gerakan tangan
Gerakan dasar tangan dilanjutkan pada:
(1) pukulan cepat beruntun,
(2) pukulan sikut depan,
(3) pukulan sikut samping, dan
(4) teknik dua gerak, yaitu;
No. 1. kibas atas pukulan cepat,
No. 2. kibas luar pukulan cepat,
No. 3. kibas dalam pukulan cepat,
No. 4. kibas bawah pukulan cepat, dan
No. 5. pukulan sentak bawah pukulan cepat.

2.2. Gerakan kaki (Siaga silang)
Gerakan dasar kaki dilanjutkan pada:
(1) tendangan lingkar dalam,
(2) tendangan menyamping, dan
(3) tendangan belakang,

2.3. Teknik bertahan menyerang

(1). Teknik tangan;
No. 1. Maju kaki hadap kiri kibas dalam tangan kanan, pukulan punggung tangan kanan ke arah muka.
No. 2. Maju kaki kiri hadap kanan kibas dalam tangan kiri, pukulan punggung tangan kiri ke arah muka.
No. 3. Maju kaki hadap kiri kibas dalam tangan kanan, sikutkan tangan kanan ke arah muka.
No. 4. Maju kaki kiri hadap kanan kibas dalam tangan kiri, sikutkan tangan kiri ke arah muka..
No. 5. Maju kaki hadap kiri kibas dalam tangan kanan, hadap kiri pukulan cepat beruntun (tangan kanan lalu kiri) arah ulu hati.
No. 6. Maju kaki kiri hadap kanan kibas dalam tangan kiri, hadap kanan pukulan cepat beruntun (tangan kiri lalu kanan) arah ulu hati.
No. 7. Maju kaki hadap kiri kibas dalam tangan kanan, kaki kiri geser (badan memutar ke arah kiri) sikutkan tangan kiri ke arah kepala bagian belakang.
No. 8. Maju kaki kiri hadap kanan kibas dalam tangan kiri, kaki kanan geser (badan memutar ke arah kanan) sikutkan tangan kanan ke arah kepala bagian belakang.

(2). Teknik kaki;
No. 1. Bertahan dengan tendangan lurus.
No. 2. Bertahan dengan tendangan menyamping.
No. 3. Bertahan dengan tendangan belakang.


2.4. Teknik melepas sergapan/pegangan (materi beladiri praktis)
(1) Pegangan tangan sejajar dan silang,
(2) Pegangan kerah baju satu tangan dan dua tangan,
(3) Pegangan tangan sejajar dan silang,
(4) Pitingan samping dan belakang,
(5) Tepukan belakang,
(6) Bergandengan,
(7) Bersalaman.


2.5. Jurus Drajat Satu
Jurus wajib yang merupakan seni rangkaian gerak lanjutan dasar untuk kurata dua adalah: (1) diawali dengan kerapihan sikap, (2) penghormatan, (3) aba-aba mulai “drajat satu”;
No. 1. Siaga ditempat (kaki kanan),
No. 2. Siaga ditempat (kaki kiri),
No. 3. Hadap kiri,
No. 4. Tarik tangan kiri simpan disamping dada, geser/tarik kaki kanan hingga rapat, arahkan badan kearah kiri, buka/geser kaki kanan hingga ke posisi siaga silang dengan kaki kiri ke depan (hadap kiri). Kibas luar tangan kanan.
No. 5. Maju pukulan lurus satu kali tangan kanan.
No. 6. Tarik tangan kiri simpan disamping dada, tarik kaki kanan hingga rapat, balikkan badan kearah belakang, buka kaki kanan hingga ke posisi siaga silang (kaki kanan didepan), Kibas luar tangan kiri.
No. 7. Maju pukulan lurus satu kali tangan kanan.
No. 8. Hadap kiri.
No. 9. Tarik tangan kanan simpan disamping dada, tarik kaki kiri hingga rapat, balikkan badan kearah kiri, buka/geser kaki kiri ke depan hingga ke posisi siaga silang (kaki kiri didepan), Kibas luar tangan kanan.
No. 10. Maju pukulan lurus dua kali.
No. 11. Silangkan kedua tangan di depan perut (tangan kiri diatas tangan kanan), dorong hingga ke posisi didepan muka, kibaskan/kibas bawah (tangan kiri).
No. 12. Maju pukulan sentak atas tangan kanan.
No. 13. Silangkan kedua tangan di depan perut (tangan kanan di atas tangan kiri), dorong hingga keposisi di depan muka, kibaskan/kibas bawah (tangan kanan).
No. 14. Maju pukulan sentak atas tangan kiri.
No. 15. Maju kibas atas tangan kanan.
No. 16. Maju pukulan cepat beruntun dua kali (tangan kanan lalu kiri).
No. 17. Tengok kanan.
No. 18. Tarik kaki kanan hingga rapat, balikkan badan kearah kanan (hadap kanan) buka kaki kanan ke depan posisi siaga silang (kaki kanan di depan) kibas atas tangan kiri.
No. 19. Maju pukulan cepat beruntun dua kali (tangan kiri lalu kanan).
No. 20. Tarik kaki kiri hingga rapat, balikkan badan kearah belakang (putar) buka kaki kiri ke depan posisi siaga silang (kaki kiri di depan) kibas atas tangan kiri.
No. 21. Maju pukulan cepat beruntun dua kali (tangan kanan lalu kiri).
No. 22. Tarik/geser kaki kanan ke arah belakang (270%) hingga posisi hadap kanan (kaki kanan di depan), posisi tangan siaga untuk kibas dalam.
No. 23. Hadap kiri kibas dalam tangan kanan.
No. 24. Mundur pukulan sentak bawah tangan kiri.
No. 25. Mundur kibas dalam tangan kanan.
No. 26. Maju (hingga posisi kaki kanan sejajar dengan kaki kiri/posisi siaga ditempat) pukulan sentak bawah tangan kiri dan kanan (pada saat memukul kedua kaki tidak digeser/tetap sejajar ke depan).
No. 27. Pernapasan.
• Tarik kedua tangan kesamping dada dengan tangan dikepal, dada dibusungkan (bersamaan dengan tarik napas dalam-dalam melalui hidung).
• Dorong/luruskan kedua tangan kedepan dengan tangan terbuka posisi serong (bersamaan dengan itu buang napas pelan-pelan melalui mulut).
• Tarik kembali tangan kesamping dada dengan tangan dikepal dan kaki tarik/geser kaki kanan hingga rapat, dada dibusungkan (bersamaan dengan itu tarik napas dalam-dalam melalui hidung).
• Dorong/luruskan kedua tangan kearah bawah (samping badan) dengan tangan terbuka (bersamaan dengan itu buang napas pelan-pelan melalui mulut).
• Silangkan tangan ke depan dada (kembali siaga dasar).

2.6. Kekuatan dan Daya Tahan
Keserasian dan keseimabangan teknik gerakan dapat dicerminkan dari lima unsure daya gerak tarung derajat yang menjadi khas, yaitu: Kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian, dan keuletan. Dari lima unsur inilah dapat dikembangkan kemampuan seorang petarung menjadi kuat dan ulet.

3. Materi Dasar Kurata III (Tiga)

3.1. Pengulangan gerakan
Setelah mendapatkan materi kurata I dan II, maka pada tingkatan kurata III yang perlu diulangi adalah: (1) Gerakan tingkat kurata I jurus “gerak langkah dasar”, dan (2) Gerakan tingkat kurata II jurus “Drajat satu”,

3.2. Gerakan Tangan dan kaki
Pukulan
(1) Pukulan lingkar dalam,
(2) Pukulan lingkar luar,
(3) Pukulan lingkar atas,
(4) Pukulan lingkar bawah,
Tendangan
(1) Tendangan lingkar belakang,
(2) Tendangan kait depan,
(3) Tendangan kait belakang,

3.3. Jurus Dasar (JUDAS)
Jurus wajib yang merupakan seni rangkaian gerak lanjutan dasar untuk kurata tiga adalah: (1) diawali dengan kerapihan sikap, (2) penghormatan, (3) aba-aba mulai “Siaga judas”, dan (4) Posisi , Siaga ditempat posisi serangan/tendangan (serong kanan);
No. 1. Drop tangan depan muka tangan kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 2. Drop tangan depan muka tangan kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 3. Drop kaki kiri, maju tendangan lurus kaki kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 4. Drop kaki kanan, maju tendangan lurus kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 5. Hadap kiri sambil drop kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 6. Drop kaki kanan sambil putar, tendangan menyamping kaki kiri, pukulan lingkar luar tangan kiri, pukulan cepat kanan.
No. 7. Hadap kanan drop kaki kanan, tendangan lingkar dalam kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 8. Drop kaki kiri sambil putar, tendangan lingkar dalam kaki kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 9. Hadap kiri drop kaki kiri, tendangan kait depan kaki kanan, pukulan lingkar luar tangan kanan, pukulan cepat tangan kiri.
No. 10. Drop kaki kanan sambil putar, tendangan kait depan kaki kiri, pukulan lingkar luar tangan kiri, pukulan cepat tangan kiri.
No. 11. Drop kaki kanan ¾ putaran, tendangan belakang kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 12. Drop kaki kiri ½ putaran, tendangan belakang kaki kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 13. Drop kaki kanan, tendangan lingkar dalam kearah kanan dan tendangan menyamping ke arah kiri oleh kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 14. Drop kaki kiri, tendangan lingkar dalam kearah kiri dan tendangan menyamping ke arah kanan oleh kaki kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 15. Putar, tarik kaki kiri, buka kaki kanan, kembali siaga dasar.

3.4. Bertahan menyerang
Dari serangan kaki:
No. 1. Kibas tangan kanan (teknik dua gerak), pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 2. Kibas tangan kiri (teknik dua gerak), pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 3. Drop kaki kiri, tendangan lingkar dalam kaki kanan,
No. 4. Drop kaki kanan, tendangan menyamping kaki kiri.
No. 5. Drop tangan silang (tangkapan kaki) sambil melangkahkan kaki kanan, putarkan dan dorong (jatuh dada), tangan menyamping kaki kanan.
No. 6. Langkahkan kaki kanan (teknik dua gerak), jepit kaki lawan dengan tangan kiri, tangan kanan memegang tengkuk, sapokan dengan kaki kanan.
No. 7. Langkahkan kaki kiri (teknik dua gerak), jepit kaki lawan dengan tangan kanan, tangan kiri mendorong punggung lawan, sapokan dengan kaki kiri, tendangan menyamping dengan kaki kiri.
No. 8. Drop kaki kanan (tulang kering), tendangan belakang kaki kiri.

3.5. Teknik Jatuhan Bantingan

No. 1. Jatuhan samping.
No. 2. Jatuhan pinggul
No. 3. jatuhan punggung,
No. 4. Jatuhan tengkuk.


D. Pelemasan (Colling Down)

Posisi berdiri siaga dasar. Langkahkan kaki kanan ke depan, kedua tangan angkat ke atas lalu rentangkan badan lemaskan dan busungkan dada kedepan pada saat itu tarik napas dalam-dalam melalui hidung, kemudian tarik kaki kanan kembali sejajar jatuhkan kedua tangan pada saat itu buang nafas melalui mulut. Lakukan gerakan ini bergantian (ganti kaki).
Bentuk pelemasan yang lain bisa juga dilakukan dengan cara gerakannya hampir sama seperti pemanasan (warming-up) peregangan statis urutan no.1-3 dan gerakan cara dinamis gerakan no. 1-5, namun peregangan dengan gerakan tidak maksimal/rilex (gerakan yang kontraksi tidak ada). Perlu dipahami, saat gerakan membuka ambil napas, tahan pada gerakan pelan-pelan menutup, lalu lepaskan napas melalui hidung. Posisinya bisa Berikut adalah Seragam Tarung Derajat Kurata III.








BAB III GAMBAR

(tampak depan)

(Tampak Belakang)

(Logo bagian belakang)

pada saat berdiri, jongkok, duduk dan tidur dilantai.








BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Penting rasanya menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya Tarung Derajat ,dan kita harus menjaganya.
4.2 Saran
Dari beberapa simpulan yang diperoleh, beberapa saran yang dikemukakan sebagai berikut :
1. Perlu adanya pelestarian kebudayaan mulai dari daerah masing-masing denga mengunggulkan kebudayaan yang dimiliki khususnya dalam beladiri.
2. Pemerintah daerah seharusnya mengadakan pertandingan-pertandingan dari mulai tingkat anak-anak hingga dewasa untuk mencari para pencak silat yang berbakat yang nantinya akan membela dan mewakili bangsa ini dikancah nasional dan internasional.